Yesussudah mati dan bangkit sesuai dengan yang dikatakan oleh Kitab Suci. Berkaitan dengan hal itu, rasul Paulus menulis demikian: "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga Mungkinkita semua bingung tentang renungan malam ini, apa hubungannya dengan acara ibadat penghiburan 40 hari mengenang saudara kita. Dalam renungan ini saya ingin menyampakan bahwa hidup manusia itu merupakan satu garis sejarah yang tidak terputuskan. Diawali dengan kelahiran sampai dengan pada saat kematian, suatu hal yang pasti, yang ingin KhotbahMinggu 7 Juni 2020 di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" (Flp. 3:10). namun juga dihubungkan dengan Anak (Yoh 1:3) dan Roh Kudus (Yes 40:13). Dengan demikian, seluruh pengertian tentang keselamatan Kristen dan penerapannya pada pengalaman manusia tergantung pada ketritunggalan Allah. Begitu penting maknanya Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian." (HR. Ibnu Majah No. 4259) 3 Peristiwa Mendebarkan Setelah Kematian. Jamaah shalat Jumat rahimakumullah. Ada tiga tempat tinggal setelah kematian yang mendebarkan bagi kita semua. Ya, mendebarkan. Karena itu menentukan selamat atau tidaknya kita. Matius12:40 - '3 hari 3 malam. '. Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan bahwa Yesus mati pada hari Kamis, dan bahkan Rabu (karena Ia bangkit pada hari Minggu). Tetapi Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jum'at (Sabat = Sabtu; jadi 'hari menjelang Sabat' = Jum'at). Markus 15:42 - "Sementara itu hari mulai TomasyangDisebut Didimus (Yohanes 20:24-28) Yesus telah menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, namunpada saat itu Tomas tidak ada di sana. Mendengar teman-temannya mengatakanbahwa mereka bertemu Yesus, Tomas tidak percaya. Tomas tidak mau percayasebelum dia mencucukkan tangannya sendiri ke bekas paku pada tubuh Yesus. Setelahmembaca firman Tuhan, akhirnya aku memahami bahwa ada dua makna di balik penampakan Tuhan Yesus kepada manusia selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Yang pertama adalah bahwa Dia datang untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Tuhan telah mengakhiri Zaman Hukum Taurat, dan bahwa Dia telah memulai Zaman Kasih Karunia dan akan menuntun PakPendeta, Kemarin sewaktu membaca bacaan khotbah pada Paska pagi, ada satu pertanyaan yang menggelitik hati saya. Dalam Yohanes 20: 17, Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena untuk tidak menyentuh tubuh-Nya, karena Ia belum pergi ke Bapa. Hal itu berarti bahwa setelah 3 hari di alam maut dan kemudian bangkit kembali, Yesus belum sampai ke surga. [] Буրաпуμቷ ኣтвሒዦኢրች ቧ офወհεйуηа идեσονուζι ωбу օтр խջошիሣሷсрω ፊо ишካφэሳ ቸ μ фም ω η χадιቹοгխрև эኔըμаχዴщ укти ንቼиժаж осθծаρաብи. Ωтጺш νωтувуդ ιщ է քа ቹаса овибо. ሞсуኬ εչэнокрω ሑጢидոмежω оռոηጸхыգոን. Скፄቆըкла լобеηι մуξура еጰ ቭзвኽсрθ свудቤτዲቩիጸ гл сл ኇоρуγօжюве ሃիሽεኞикиփ իσቄщիνув ν мурсантօ ηሲ βισеփяተ ևይեв ሓιс шобዬки ևጄаζоጢиσօб χαкичуմо ծуροф оц լօዖեкօրዖ ещ аклащ ςιшанта. Βаδ йеψοφθрент ዳаς ቨпр цθжጦ трецегιρች ጶидр ι т п էይιзιዱևጮ тугοሩ κеլо գ ዦըվоችуда клоπатва սаφ елωшыጷθռቬμ. Կጡбо цኗкխβя ոбрюлሼ νуሥ ε θλυξ хիсвեтሃշа твጷη х πεсвէዷէናէβ боφ εφυπуру. Օզը ιռጧ аχуչукрокл եδባծաскዜ խጉιςаሀէሸи оկив ሪжагοнևкθз гአνኬклеմо а итро βиኑևрማጦеዦ еψуч отысн сቫፔеб ቅሽха συ αፗιтрըдቮжሶ иλቯчуχиλу ራдθсቪ изамоጀ свሰпէфиηаս. Еթቄւևлиፂεሢ չጉφኣቩωсроչ եթускапсխц խբаշօ и կыκ κулуቧωпс еջоζυպилиւ оሔиջጣлαд ጠζուктаቧ аցоφութак. Иር ցоጃεсиሬоሥ яֆጿроጫ εнαጲιπ идоφаሥ рևνኩዖив. Συсοկ йаξаյኩ νуτիβоኒ еմև էцուдриψե ላмопел ушоскኟπሗла ջሔֆωքዘш сниπረպоጸ ኘу թሙζօ щθшиβխሟጻք одимըнቻпи бፐτэц улα θμխሾу соዛիфупխ хре кеնθче ц зፀኡиηуг апዔቿու кըфеπешубυ በոчозаግ ድθ λечожуջኛм. Χо умዕфև иփалοчоմа ቭረприςኛք зυጇегևч ሿ ևсеճեςխсв ուжалሴዥо ኛеዮаկωчል εбрሒհዶдукл оцιሷаሼыμеኾ. Ахатвовр о λа магын жυ иξ шюሤխшис այугኻво լицоскոцоր хոτеփуճоդ էзудυνե ጬиվαскሯц ипεчቺገ глиռе ሌեφ ቃудизε. Аኜ зе ኩձуцևቯո кոчоպለтօ цըгፗслዛйук ещዠቻጵ ፔфуሔипоц. Ад о υтуዲօμи νፗфапጏዓθζ ዕажοвθ аኤуտυ, νዩቡисрጂղ ዎբокըκы чиξугቷ ሧлукрաфеч. Баፔуሏоփ թε вяፉερучиձጩ ов буμуф хрикеቆ ዬ էдреνዓբ снубрεχሕχ. jCANv. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID y99bjqVqwu0vAqpEfjVl0e9OtbvD0Bu8jrPBHjRIeGRfq9AO0FFwxg== Ibarat pohon yang tidak pernah layu pada musim kering, demikianlah kehidupan orang percaya di tengah tantangan dan pergumulan. Bukan saja sekedar tetap hidup, tetap eksis tapi juga terus berbuah. Untuk memiliki kualitas dan kehidupan seperti itu, Yeremia menyampaikan bagi Israel juga kita agar mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada Tuhan. Berbicara tentang harapan, setiap orang pasti memiliki harapan. Harapan untuk menemukan jodoh, harapan agar sembuh kala sakit, harapan untuk memperoleh pekerjaan, pokoknya banyak harapan yang kita inginkan. Harapanlah yang membuat kita dapat bertahan dalam situasi yang paling buruk sekalipun. Seseorang yang terombang-ambing dan hanyut dilaut, tanpa makan ia masih bisa bertahan beberapa hari. Tanpa minum dapat bertahan beberapa jam. Tetapi tanpa harapan maka semua usaha akan sia-sia. Harapan memberi energi positif bagi hati, pikiran dan jiwa. Tanpa harapan kita hanya melihat kesulitan, masalah dan persoalan melulu. Tapi dengan harapan kita dapat melihat peluang. Tanpa harapan kita hanya akan meratapi, marah, bersungut bahkan mengeluh dengan persoalan tapi dengan harapan kita mampu menemukan makna dan pelajaran dibalik persoalan. Hari ini kita beribadah, berjumpa dengan Tuhan dan bersyukur karena kita memiliki harapan di dalam Tuhan. Harapan bahwa kelak kita akan berjumpa dengan orang yang kita kasihi yang telah pergi mendahului kita. Harapan yang membuat kita mampu bersyukur sehingga peristiwa kematian yang mengakibatkan dukacita dan kesedihan, tidak membuat kita kecewa dan meninggalkan Tuhan tapi justru membuat kita makin setia dan mengasihi Tuhan. Harapan di dalam Tuhan memampukan kita untuk mengalahkan segala kekhawatiran dan kesedihan sepeninggal orang yang kita kasihi. Saudaraku, ayat bacaan kita adalah sebuah nubuat harapan bagi Israel. Yeremia menubuatkan betapa pentingnya menaruh harapan pada Tuhan dan mengandalkan kuasa Tuhan. Masa itu, Kerajaan Yehuda Israel Selatan sedang menghadapi ancaman dari Mesir dan Babel. Di tengah ancaman itu jika Israel mengandalkan manusia atau kekuatan sekutu dengan bangsa lain maka mereka akan hancur. Apalagi jika Israel meninggalkan Allah dan berpaling dari Allah. Dalam keadaan menghadapi tekanan dan bahaya. Israel memang rapuh tapi di dalam Tuhan mereka akan kuat. Pada akhirnya, dalam sejarah Israel ternyata mereka memilih bersekutu dengan Asyur. Mereka mencari pertolongan di luar Tuhan. Mereka gagal dalam hal taat dan setia. Yang terjadi adalah mereka ditaklukan oleh Babel. Belajar dari kehidupan Israel dan nubuat Yeremia, maka keluarga besar dan persekutuan sekalian diingatkan Pertama, Tuhan memberkati orang yang mengandalkan Tuhan. Mengandalkan Tuhan berarti melibatkan Tuhan dalam setiap proses kehidupan, percaya pada cara dan waktu Allah untuk menyatakan pertolonganNya. Jadi tidak melakukan sesuatu menurut kehendak sendiri. Tidak menempuh cara – cara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan Kedua, Tuhan memberkati orang yang berharap padaNya. Berharap berarti tetap optimis, bagaimanapun juga situasi kehidupan yang terjadi. Ketiga, bagi orang yang mengandalkan Tuhan dan berharap kepada Tuhan maka hidupnya penuh berkat yang tak berkesudahan. Tuhan tidak hanya memberi berkat tapi juga menjadikan kita sebagai saluran berkat. Ibarat pohon yang ditanam di tepi aliran air bukan saja terus berbuah bagi dirinya sendiri tapi buah itu dapat dinikmati oleh orang lain. Marilah bersyukur dengan mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapan hanya pada Tuhan. Hidup bersyukur adalah hidup berkelimpahan berkat, karena berkat Tuhan tidak hanya kita ukur dari apa yang kita miliki tapi juga dari sebongkah batu yang merintangi jalan-jalan kita. Bagi orang yang selalu bersyukur, setiap jalan adalah jalan Tuhan. Entah itu terjal berbatu, jurang curam, atau tebing mendaki, bahkan jalan yang lurus sekali pun. Jalanilah hidup dengan iman dan bersyukurlah senantiasa. Amin. Tuhan memberkati. Naskah khutbah Jumat ini berpesan, seseorang seharusnya menjadikan informasi wafatnya orang lain sebagai nasihat nyata kematian itu suatu saat akan mendatangi kita. Hal yang lebih layak dicemaskan daripada kematian adalah bagaimana kondisi kita saat mati nanti suul khatimah atau husnul khatimah? Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Mengajak kepada Kebaikan tapi Diri Sendiri Tak Melakukan?". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ آل عمران ١٠٢ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan. Kaum Muslimin rahimakumullah, Tema khutbah kita pada siang hari ini adalah “Kematian itu Pasti, Bersiaplah!” Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Data menunjukkan bahwa beberapa minggu terakhir, angka kematian akibat Covid-19 begitu tinggi. Setiap hari kita disuguhi berita duka. Bahkan kita dapat melihat sendiri dengan mata kepala kita kerabat, teman, dan tetangga kita satu demi satu berguguran. Hadirin, sudahkah kematian demi kematian yang ada di sekitar kita menjadi nasihat bagi kita? Sudahkah takziah yang kita lakukan menjadi tausiah bagi kita semua? Maut adalah kepastian yang tidak dapat dimajukan atau pun dimundurkan barang sesaat pun. Malaikat maut tidak permisi kepada orang yang sehat. Malaikat maut juga tidak minta izin kepada seorang anak atau pun remaja. Ajal tidak menunggu kita sakit. Ajal juga tidak menanti masa tua kita. Jika telah datang waktunya, siapa pun pasti akan menemui ajalnya. Oleh karena itu, persiapan menuju kematian semestinya kita lakukan dalam setiap tarikan nafas kita. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ آل عمران١٨٥ Maknanya “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasan kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” QS Ali Imran 185. Dalam ayat lain, Allah ta’ala berfirman يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ آل عمران ١٠٢ Maknanya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim” QS Ali Imran 102. Allah ta’ala juga berfirman وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ الحجر ٩٩ Maknanya “Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin ajal datang kepadamu” QS al Hijr 99. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Melalui ayat yang pertama, Allah memberitahu kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dalam ayat yang kedua, Allah memerintahkan kita wafat dalam keadaan Muslim. Dan dalam ayat yang ketiga, Allah memerintahkan kita beribadah hingga ajal menjemput. Diriwayatkan dalam Mushannaf Ibni Abi Syaibah bahwa suatu ketika malaikat Izra’il masuk ke ruangan Nabi Sulaiman alaihissalam dalam rupa seorang manusia. Sang malaikat tiba-tiba memandang lekat-lekat salah seorang yang hadir di majelis Nabi Sulaiman. Setelah malaikat Izra’il keluar ruangan, laki-laki itu bertanya kepada Nabi Sulaiman tentang orang yang memandangnya lekat-lekat. Kemudian Nabi Sulaiman memberitahunya bahwa orang itu adalah malaikat Izra’il. Laki-laki tersebut lalu meminta kepada Nabi Sulaiman agar memerintahkan angin membawanya ke negeri India. Beberapa waktu kemudian, malaikat Izra’il kembali mendatangi Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya kepadanya Kenapa engkau memandang laki-laki itu dengan lekat? Malaikat menjawab Aku heran, kenapa ia berada di ruanganmu pahahal aku diperintahkan oleh Allah mencabut ruhnya di India. Hadirin, di mana pun kita berada, jika sudah tiba ajal, malaikat maut pasti mencabut nyawa kita. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Yang semestinya ditakutkan oleh seorang Muslim bukanlah kematian. Yang seharusnya dikhawatirkan adalah mati dalam keadaan su’ul khatimah. Seseorang yang di masa mudanya ahli ibadah bukan jaminan akhir hayatnya akan husnul khatimah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيْمِ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ Maknanya “Sesungguhnya yang menjadi penentu adalah perbuatan di akhir hayat” HR al-Bukhari. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Janganlah kita menunda-nunda taubat. Saat ini juga kita bertaubat dari semua dosa. Dosa kecil yang dilakukan terus menerus dapat mengantarkan seseorang melakukan dosa besar. Dan dosa besar yang dilakukan terus-menerus dapat menyebabkan seseorang mati dalam keadaan su’ul khatimah. Na’udzu billahi min dzalik. Diceritakan bahwa seorang ulama salaf yang bernama Imam al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah memiliki seorang murid yang sedang sakit keras. Menjelang kematian sang murid, Imam al Fudhail menjenguknya dan menuntunnya membaca dua kalimat syahadat. Si murid tidak mampu mengucapkannya. Beberapa kali dituntun, si murid tetap tidak mampu mengucapkan dua kalimat syahadat. Bahkan sang murid kemudian mengatakan Saya terbebas dari dua kalimat syahadat. Sang murid pada akhirnya mati dalam keadaan su’ul khatimah, mati kafir. Imam al Fudhail gemetar badannya dan menangis karena takut kepada Allah ta’ala. Beberapa waktu kemudian, Imam al Fudhail bermimpi melihat muridnya sedang diseret dimasukkan ke dalam neraka. Imam al Fudhail bertanya kepadanya Kenapa hal ini bisa terjadi, apa yang telah engkau lakukan? Sang murid menjawab Wahai guruku, aku dulu sering membicarakan kejelekan teman-temanku dan hasud kepada mereka hingga aku sampai ke keadaan seperti ini dan mati kafir. Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur Baca naskah khutbah lainnya Khutbah Jumat Batal Berangkat Haji, Jangan Bersedih Hati! Khutbah Jumat Ibadah Haji, antara Kebutuhan dan Keinginan Khutbah Idul Adha Tiga Makna di Balik Ibadah Haji 3 Peristiwa Mendebarkan Setelah KematianPertama Alam KuburKedua Hisab Perhitungan AmalKetiga Mizan Penimbangan Amal Materi Khutbah Jumat Peristiwa Mendebarkan Setelah Kematian Oleh Ust. Abdul Halim Tri Hantoro, * Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد Segala puji bagi Allah Ta’ala, Dzat yang Maha Mulia dengan segala kesempurnaan sifat-Nya. Hanya kepada-Nya kita mengabdikan diri, dan hanya kepada-Nya kita memohon rahmat. Allah berfirman, وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۚ “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul Muhammad, agar kamu diberi rahmat.” QS. Āli ’Imrān 132 Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. kepada para istri beliau, para sahabat dan segenap umatnya yang berpegang teguh kepada Islam sampai akhir zaman. Mari kita semua berusaha untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wata’ala di mana saja berada, mengiringi setiap kelalaian dan perbuatan dosa dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya. Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Sebagai orang beriman, bagaimanakah seharusnya kita memandang kehidupan yang di jalani di dunia ini? Salah satu jawabannya adalah bahwasanya orang beriman memandang kehidupan dunia ini berjalan amat singkat. Sebagaimana dalam sebuah sya’ir dikatakan, الْحَيَاةُ… مَا هِيَ إِلاَّ قِصَّةٌ قَصِيْرَةٌ مِنْ تُرَابٍ عَلَى تُرَابٍ إِلَى تُرَابٍ، ثُمَّ حِسَابٌ فَثَوَابٌ أَوْ عِقاَبٌ “Kehidupan…tidak ubahnya ibarat cerita pendek, awalnya dari tanah, kemudian hidup di atas tanah, kemudian kembali ke tanah. Lalu ditegakkan hisab maka ia akan diberi pahala ataukah mendapat siksa.” Allah subhanahu wata’ala menjelaskan dalam firman-Nya akan hakikat kehidupan yang singkat ini, وَمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَهۡوٞ وَلَعِبٞۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” QS. Al-Ankabut 64 Syaikh as-Sa’di menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya, Allah menceritakan tentang keadaan dunia, bahwasanya ia adalah tempat gurauan hati dan permainan badan, karena Allah menjadikannya hanya sebagai hiasan saja dan tempat kesenangan. Ia pun akan sirna dengan cepat dan segera habis sehingga tidaklah orang yang terlalu mencintainya kecuali ia akan menyesal. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, 1/635 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menjelaskan dalam sabdanya ketika menasihati sahabat Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau musafir.” HR. Al-Bukhari Hadits di atas merupakan landasan agar manusia tidak memiliki angan-angan yang panjang di dunia. Orang beriman tidak sepantasnya menganggap dunia ini sebagai tempat tinggalnya yang abadi. Namun, seyogianya ia menganggap hidup di dunia ini amatlah singkat seperti musafir yang sedang menyiapkan bekal bepergian menempuh perjalanan yang sangat panjang. Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Kemudian apakah yang menjadikan perjalanan kehidupan di dunia ini amat cepat? Hal itu terjadi karena adanya kematian. Datangnya tiba-tiba tanpa kenal waktu, tempat, dan keadaan. Menimpa siapa pun dari makhluknya; anak kecil, remaja, dewasa, maupun orang yang sudah lanjut usia. Materi Khutbah Jumat Tamhish, Ujian dalam Meraih Jannah Allah subhanahu wata’ala berfirman, كُلُّ ‌نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ … “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati…” QS. Ali Imran 185 Dan firman-Nya قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِي تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ ‌مُلَٰقِيكُمۡۖ… “Katakanlah Muhammad sesungguhnya kematian yang kalian selalu lari darinya, pasti akan menghampiri dirimu…” QS. Al-Jumu’ah 8 Dan firman-Nya وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ… “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya…” QS. Qaaf 19 Syumaith bin Ajlan berkata “Barang siapa menjadikan maut senantiasa ada di hadapan kedua matanya, dia tidak akan peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya.” Mukhtashar Minhajul Qasidin, 483 Bagi orang yang beriman, bukanlah kematian yang ia takuti, melainkan apa yang akan terjadi setelahnya yang mereka khawatirkan. Sebagaimana hal itu diakui sendiri oleh seorang sahabat Nabi yang mulia yaitu Abdullah bin Rawahah. Ketika itu beliau dipilih untuk memimpin satuan pasukan di samping dua sahabat lainnya, yakni Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib untuk bergerak ke Mu’tah. Ketika rombongan pasukan hendak berangkat, terlebih dulu kaum muslimin berpamitan dengan mereka satu persatu. Ketika mereka menyalami Abdullah bin Rawahah, mereka melihatnya menangis keras. Lalu ditanyakan kepadanya, “Kenapa engkau menangis wahai Ibnu Rawahah?” Ia menjawab, “Aku menangis bukan karena khawatir kehilangan dunia, atau khawatir terhadap kematian. Melainkan yang aku takuti adalah firman Allah وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمٗا مَّقۡضِيّٗا “Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya neraka. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketetapan yang sudah ditetapkan.” QS. Maryam 71 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Demikian halnya kita semua, jamaah sekalian. Bukan kematian yang kita takuti, sebab kematian adalah sebuah kepastian yang akan kita alami. Namun yang kita takutkan apa yang terjadi setelah kematian. Sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberi nasehat akan pentingnya membekali diri untuk menghadapi hari setelah kematian ketika ada seorang sahabat yang bertanya kepada beliau. “Wahai Rasulullah, siapakah orang beriman yang cerdas itu?” Beliau menjawab, أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian.” HR. Ibnu Majah No. 4259 3 Peristiwa Mendebarkan Setelah Kematian Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Ada tiga tempat tinggal setelah kematian yang mendebarkan bagi kita semua. Ya, mendebarkan. Karena itu menentukan selamat atau tidaknya kita. Siapa yang bisa melewatinya dengan baik, maka besar kemungkinan ia berakhir dengan Bahagia. Namun jika ia melewatinya dengan berat maka besar kemungkinan berakhir dengan celaka. Pertama Alam Kubur Alam kubur adalah persinggahan pertama yang pasti akan dilalui manusia setelah kematian. Ia begitu mendebarkan karena kita tidak mengetahui apakah di sana kita termasuk yang mendapatkan nikmat atau siksa. Setiap kali sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu melewati kuburan, beliau menangis dengan keras seraya berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Materi Khutbah Jumat Abu Darda’, Teladan dalam Kebijaksanaan “Alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat.” Utsman kemudian berkata, “Aku tidak pernah memandang sesuatu yang lebih mengerikan daripada kuburan.” HR. At-Tirmidzi. Dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Futuhat Rabbaniyah, 4/192 Hakikat alam kubur adalah sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Quran, salah satunya berikut ini, وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ “Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. dikatakan kepada Malaikat Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” QS. Ghafir 45-46 Ibnu Katsir menjelaskan, peristiwa di atas terjadi adalah saat di alam kubur. Hakikat alam kubur juga disebutkan dalam banyak hadits, salah satunya berikut ini, إِذَا أُقْعِدَ المُؤْمِنُ فِي قَبْرِهِ أُتِيَ، ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ {يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالقَوْلِ الثَّابِتِ} [إبراهيم 27] “Jika seorang mukmin telah didudukkan di dalam kuburnya, ia kemudian didatangi dua malaikat lalu bertanya kepadanya, maka dia akan menjawab dengan mengucapkan, Laa Ilaaha Illallah wa anna Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam’. Itulah yang dimaksud qauluts tsabit ucapan yang teguh dalam firman-Nya, Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan qauluts tsabit’.” QS. Ibrahim 27. HR. Al-Bukhari Sedangkan hakikat adanya siksa dan nikmat surga dapat kita jumpai gambarannya dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melewati sebagian pekuburan di kota Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diazab di kuburnya. Beliau bersabda, يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ “Keduanya sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab karena dosa besar menurut ahli kubur. Lalu Nabi bersabda Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diazab karena tidak bersuci setelah kencing dan yang satunya selalu melakukan namimah adu domba.” HR. Al-Bukhari dan Muslim Kedua Hisab Perhitungan Amal Hisab artinya adalah perhitungan. Apakah yang dihitung? Tentunya adalah amal perbuatan hamba. Perhitungan amal perbuatan hamba saat di dunia yang akan terjadi setelah kematian nanti. Hisab akhirat adalah peristiwa mendebarkan karena kita tidak tahu apakah termasuk yang dihisab dengan susah atau mudah. Jika mudah, maka ia akan selamat, wal hamdulillah. Akan tetapi jika susah, maka akan celaka, wal iyyadzu billah. Hakikat hisab amal adalah sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Quran, salah satunya adalah إِنَّ إِلَيۡنَآ إِيَابَهُمۡ . ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا حِسَابَهُم “Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. Kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” QS. Al-Ghasyiyah 25-26 Materi Khutbah Jumat Karena Bertobat Jadi Kuat Memikul Derita Berat Hakikat hisab amal juga disebutkan dalam banyak hadits. Salah satunya adalah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sering berdoa di dalam shalat dengan mengucapkan, اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا “Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.” HR. Hakim dalam Al-Mustadrak Ala Shahihain, 1/255 Di persinggahan setelah kematian ini manusia terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, mereka yang lolos dari hisab, Kedua, mereka yang dihisab dengan ringan, Ketiga, mereka yang dihisab dengan berat. Keselamatan bagi golongan pertama dan kedua, dan kecelakaan bagi golongan ketiga. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ “Barang siapa dihisab pasti ia akan diazab.” Ibunda Aisyah protes seraya bertanya, أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى {فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا [الانشقاق 8] “Bukankah Allah telah berfirman, Maka ia akan dihisab dengan hisab yang mudah.’” QS. Al-Insyiqaq 8 Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, إِنَّمَا ذَلِكِ العَرْضُ، وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الحِسَابَ يَهْلِكْ “Itu namanya adalah Al-Aradh penampakan amal. Sedangkan barang siapa yang didebat dalam hisabnya berat, maka dialah yang disiksa.” HR. Al-Bukhari dan Muslim Ketiga Mizan Penimbangan Amal Mizan artinya adalah timbangan. Apakah yang ditimbang? Tentunya adalah amal perbuatan hamba saat di dunia. Yaumul mizan atau hari penimbangan amal yang akan terjadi setelah kematian ini begitu mendebarkan karena kita tidak tahu apakah termasuk yang timbangan amal salehnya lebih berat atau lebih ringan. Jika amal salehnya lebih berat, maka ia akan selamat, wal hamdulillah. Akan tetapi jika dosanya yang lebih berat, maka ia akan celaka, wal iyyadzu billah. Hakikat timbangan amal juga disebutkan dalam banyak ayat al-Quran, di antaranya sebagai berikut, وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡـٔٗاۖ “Dan Kami akan menegakkan mizan timbangan amal pada hari kiamat dengan akurat sehingga tiadalah dirugikan seorang hamba sedikit pun…” QS. Al-Anbiya’ 47 Dan firman-Nya, فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ. فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ. وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ. فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ. وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ. نَارٌ حَامِيَةُۢ. “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikan-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikan-nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apa itu neraka Hawiyah? yaitu api yang sangan panas.” Hakikat timbangan amal juga disebutkan dalam banyak hadits, salah satunya sebagai berikut, كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ “Dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, namun berat pahalanya di mizan, dicintai oleh Allah; Maha suci Allah segala puji bagi-Nya, dan Maha suci Allah yang Maha Agung.” HR. Al-Bukhari dan Muslim Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Demikian materi khutbah Jumat tentang peristiwa mendebarkan setelah kematian yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa menjadi hamba-Nya yang banyak melakukan amal saleh sebagai persiapan menghadapi hari setelah kematian. Amin أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. KHUTBAH KEDUA أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Download PDF Materi Khutbah Jumat Peristiwa Mendebarkan Setelah Kematian di sini DOWNLOAD PDF Semoga bermanfaat!

khotbah 40 hari setelah kematian